Jumat, 27 Desember 2013

SHOLAT JAM'A DAN QOSHOR

TUNTUNAN SHOLAT JAMA'. QHASAR DAN SHOLAT JAMA' QHASAR ( dalam madzhab syafi') semoga bermanfaat, jika bermanfaat halal di copas

Adakalanya dalam beberapa waktu kita mengadakan perjalanan jauh, misalnya karyawisata, mengunjungi kakek dan nenek di kampung halaman atau keperluan lainnya. Terkadang kita juga mengalami coban berupa sakit sampai-sampai tidak dapat bangun, Hal itu menyebabkan kita sering menjumpai kesulitan untuk melakukan ibadah salat. Padahal salat merupakan kewajiban umat Islam yang tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun juga.

Melihat hal ini,salat seolah merupakan suatu beban yang memberatkan. Ternyata tidaklah demikian. Islam adalah agama yang memberi kemudahan dan keringanan terhadap pemeluknya di dalam rutinitas ibadah kepada Allah swt. Hal ini menandakan kasih sayang Allah kepada umat Islam sedemikian besar dengan cara memberikan rukhsah dalam melaksanakan salat dengan cara jamak dan qasar dengan syarat-syarat tertentu. Apa sajakah itu? Mari kita pelajari materi berikut ini.

Apa itu MUSAFIR

Musafir secara umum adalah orang yang sedang dalam perjalanan/bepergian. Namun ada batas waktunya. Tentang batas waktu musafir, sebagian para Ulama menyatakaq tiga hari tiga_malam saja. Setelah itu dianggap sudah menjadi muqim (bukan musafir lagi).

Dari Al-Ula bin Hadrami r.a. ia berkata : Nabi Muhammad s.a.w. bersabda : “Telah tinggal kaum Muhajirin di Mekkah selama tiga hari setelah menunaikan

rukun hajinya”. ( HR Bukhari dan Mustim)

Dari Umar r.a. bahwasanya ia pernah membawa orang-orang Yahudi dari Hijaz, lalu diijinkan orang yang datang di antara meieka, untuk berdiam selama tiga hari (H.R. Malik dalam Kitab Muwatha’).

Dari hadits tersetut di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa orang musafir yang tinggal selama tiga hari itu belumlah dinamakan muqiim, tetapi masih disebut musafir, sehingga mereka masih boleh mengerjakan shalatnya dengan qashar. Jika telah tinggal lebih dari tiga hari, maka bukan musafir lagi. Demikian menurut hadits tersebut

Orang yang bepergian (musafir) ada keringanan dalam melakukan shalat, yaitu dengan

Jama’
Qashar
Keduanya (Jama’ + Qashar sekaligus)

Masing-masing mempunyai syarat-syarat tersendiri. Berikut adalah ketentuan dari keringanan shalat tersebut,

1. Salat Jamak

a. Pengertian Salat Jamak.

Salat jamak adalah salat yang digabungkan, maksudnya menggabungkan dua salat fardu yang dilaksanakan pada satu waktu. Misalnya menggabungkan salat Duhur dan Asar dikerjakan pada waktu Duhur atau pada waktu Asar. Atau menggabungkan salat magrib dan ‘Isya dikerjakan pada waktu magrib atau pada waktu ‘Isya. Sedangkan salat Subuh tetap pada waktunya tidak boleh digabungkan dengan salat lain.

Hukum mengerjakan salat Jamak adalah mubah (boleh) bagi orang-orang yang memenuhi persyaratan.

Rasulullah saw bersabda:

عَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ كانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلمْ اِذا رَحِلَ قَبْلَ اَنْ تَزِيْغَ الشَمْسُ اخِرَ الظُهْرِ اِلى وَقْتِ العَصْرِ ثُمَّ نَزَلَ يَجْمَعُ بَيْنَهُمَا فَاِنْ زَاغَتْ الشَمْسُ قَبْلَ اَنْ يَرْتَحِلَ صَلَّى الظُهْرَ ثُمَّ رَكِبَ (رواه البخارى ومسلم)

Artinya: dari Anas, ia berkata: Rasulullah apabila ia bepergian sebelum matahari tergelincir, maka ia mengakhirkan salat duhur sampai waktu asar, kemudian ia berhenti lalu menjamak antara dua salat tersebut, tetapi apabila matahari telah tergelincir (sudah masuk waktu duhur) sebelum ia pergi, maka ia melakukan salat duhur (dahulu) kemudian beliau naik kendaraan (berangkat). (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah pernah menjamak salat karena ada suatu sebab yaitu bepergian. Hal menunjukkan bahwa menggabungkan dua salat diperbolehkan dalam Islam namun harus ada sebab tertentu.

Salat jamak boleh dilaksanakan karna beberapa alasan (halangan) berikut:

Dalam perjalanan jauh minimal dua marhalah( 85-93 km) (menurut kesepakatan sebagian besar imam madhab)

Tentang jarak ini, Syekh Abdur Rahman Al-IJazairi dalam Kitabul Fiqih ‘alaa Madzaahibil Arba’ah, jilid I halaman 472, dinyatakan 16 farsakh = 80.640 km. (dibulatkan menjadi 81 km). Kebanyakan para Ulama di Indonesia menerangkan bahwa 16 farsakh itu = 138 km. Menurut K.H. Ma’shum bin Ali Jombang, 16 farsakh = 8.992.992 m (dibulatkan menjadi 90 km.).

Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.
Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya perang, sakit, hujan lebat, angin topan dan bencana alam.

Salat fardu dalam sehari semalam yang boleh dijamak adalah pasangan salat duhur dengan asar dan salat magrib dengan ‘isya. Sedangkan salat subuh tidak boleh dijamak. Demikian pula orang tidak boleh menjamak salat asar dengan magrib atau sholat shubuh dengan dzuhur.

Salat jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara:

Jamak Takdim (jamak yang didahulukan), yakni menjamak dua salat yang dilaksanakan pada waktu yang pertama. Misalnya menjamak salat duhur dengan asar, dikerjakan pada waktu duhur ( 4 rakaat salat duhur dan 4 rakaat salat asar) atau menjamak salat magrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu magrib (3 rakaat salat magrib dan 4 rakaat salat ‘isya).
Jamak Ta’khir (jamak yang diakhirkan), yakni menjamak dua salat yang dilaksanakan pada waktu yang kedua. Misalnya menjamak salat duhur dengan asar, dikerjakan pada waktu asar atau menjamak salat magrib dengan ‘isya dilaksanakan pada waktu ‘isya.

Catatan : Dalam melaksanakan salat jamak takdim maka harus a. mendahulukan salat pertama dan dilaksanakan berurutan (secara muwalat) atau bersambung. b. berniat menjamak salat kedua pada waktu yang pertama, , tidak diselingi perbuatan atau perkataan lain.

Menurut Madzhab Syafi'i TARTIB dan MUWAALAH dalam pelaksanaan shalat jamak ta'khir tidak menjadi persyaratan, maka boleh baginya memilih dari dua shalat yang hendak dijamak ta'khir tersebut mana yang ia kehendaki untuk didahulukan.

ويشترط لجمع التأخير شرطان فقط:

الأول ـ نية التأخير قبل خروج وقت الصلاة الأولى، ولو بقدر ركعة: أي بزمن لو ابتدئت فيه، كانت أداء. وإلا فيعصي، وتكون قضاء. ودليل اشتراط النية: أنه قد يؤخر للجمع، وقد يؤخر لغيره، فلا بد من نية يتميز بها التأخير المشروع عن غيره.

الثاني ـ دوام السفر إلى تمام الصلاة الثانية، فإن لم يدم إلى ذلك بأن أقام ولو في أثنائها، صارت الأولى (وهي الظهر أو المغرب) قضاء؛ لأنها تابعة للثانية في الأداء للعذر، وقد زال قبل تمامها. أما الترتيب: فليس بواجب؛ لأن وقت الثانية وقت الأولى، فجاز البداية بما شاء منهما

Dalam shalat jamak ta’khir hanya disyaratkan 2 saja :

1. Niat jamak ta’khir sebelum habisnya waktu shalat yang pertama meskipun sekedar satu rakaat artinya menjalankan niat pada waktunya shalat pertama yang andaikan ia jalani shalat diwaktu tersebut shalatnya menjadi shalat ada’ (bukan shalat qadha), bila ia tidak niat diwaktunya shalat yang pertama maka ia maksiat dan shalatnya menjadi qadha.

Dalil disyaratkannya niat adalah bahwa shalatnya ia akhirkan karena alas an jama dan terkadang shalat diakhirkan karena selain jama’ maka harus terdapat niat sebagai pembeda antara shalat yang diakhirkan sesuai yang diajarkan dan shalat yang diakhirkan karena unsure lainnya (misalnya teledor)

2. Langgengnya bepergian hingga sempurnanya shalat kedua, bila ia sampai tempat tujuan meskipun disaat tengah menjalankan shalat kedua maka shalat yang pertama (dhuhur dan maghrib) menjadi qadha karena waktu pelaksanaan shalat pertama mengikuti shalat kedua sebab udzur yang memperbolehkan dikumpulkannya dua shalat telah hilang sebelum ia sempurna menjalankannya.

Sedang masalah TARTIB (mendahulukan dhuhur atas ashar atau Maghrib atas Isya’) dalam jama’ ta’khir ini tidak diwajibkan sebab waktu shalat yang kedua juga waktunya shalat pertama maka baginya boleh mendahulukan shalat yang mana saja dari keduanya.

Al-Fiqh al-Islaam II/508

وأما الترتيب فليس بواجب لان وقت الثانية وقت الأولى فجاز البداية بما شاء منهما وأما التتابع فلا يجب لان الأولى مع الثانية كصلاة فائتة مع صلاة حاضرة فجاز التفريق بينهما

Al-Muhaddzab I/105

Praktik Salat Jamak Takdim /Takhir

Cara Melaksanakan Salat Jamak Takdim

Misalnya salat duhur dengan asar: salat duhur dahulu empat rakaat kemudian salat asar empat rakaat, dilaksanakan pada waktu duhur.

Tata caranya sebagai berikut:

1) Berniat salat duhur dengan jamak takdim. Bila dilafalkan yaitu:

اُصَلِّى فَرْضَ الظُهْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَقْدِيْمًا مَعَ العَصْرِ فَرْضًا للهِ تَعَالى

” Saya niat salat salat duhur empat rakaat digabungkan dengan salat asar dengan jamak takdim karena Allah Ta’ala”

2) Takbiratul ihram

3) Salat duhur empat rakaat seperti biasa.

4) Salam.

5) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (asar), jika dilafalkan sebagai berikut;

اُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَقْدِيْمًا مَعَ الظُهْرِ فَرْضًا للهِ تَعَالى

“ Saya niat salat asar empat rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak takdim karena Allah ta’ala.

6) Takbiratul Ihram

7) Salat asar empat rakaat seperti biasa.

Salam.

Catatan: Setelah salam pada salat yang pertama harus langsung berdiri,tidak boleh diselingi perbuatan atau perkataan misalnya zikir, berdo’a, bercakap-cakap dan lain-lain kecuali sekedar tayamum dan whudu’ orang yang senantiasa berhadats).

Cara Melaksanakan Salat Jamak Ta’khir.

Misalnya salat magrib dengan ‘isya: boleh salat magrib dulu tiga rakaat kemudian salat ‘isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu ‘isya.

Tata caranya sebagai berikut:

1) Berniat menjamak salat magrib dengan jamak ta’khir. Bila dilafalkanyaitu:

اُصَلِى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ العِشَاءِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

“ Saya niat salat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat ‘isya dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala”

3) Takbiratul ihram

4) Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.

5) Salam.

6) Berdiri lagi dan berniat salat yang kedua (‘isya), jika dilafalkan sebagai berikut;

اُصَلّى فَرْضَ العِسَاءِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ جَمْعًا تَأخِيْرًا مَعَ المَغْرِبِ فَرْضًا للهِ للهِ تَعَالى

“ Saya berniat salat ‘isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”

7) Takbiratul Ihram

Salat ‘isya empat rakaat seperti biasa.

9) Salam.

Catatan: Ketentuan setelah salam pada salat yang pertama sama seperti salat jamak takdim. Untuk menghormati datangnya waktu salat, hendaknya ketika waktu salat pertama sudah tiba, maka orang yang akan menjamak ta’khir, sudah berniat untuk menjamak ta’khir salatnya, walaupun salatnya dilaksanakan pada waktu yang kedua.

B. Salat Qasar

Pengertian Salat Qasar

Salat qasar adalah salat yang dipendekkan (diringkas), yaitu melakukan salat fardu dengan cara meringkas dari empat rakaat menjadi dua rakaat. Salat fardu yang boleh diringkas adalah salat yang jumlah rakaatnya ada empat yaitu duhur , asar dan ‘isya. Atau lebih mudahnya Shalat qashar ialah shalat yang dipendekkan (diringkas), yaitu shalat fardlu yang empat raka’at (dhuhur, ashar dan isya’) diringkas menjadi dua raka’at. Sedangkan shalat maghrib (3 raka’at) dan shubuh (2 raka’at) tidak ada keringanan, tetap sebagaimana biasa, tidak boleh diqashar.

Hukum melaksanakan salat qasar adalah mubah (diperbolehkan) jika syaratnya terpenuhi.

Allah berfirman dalam al Qur’an surat An Nisa ayat 101 yang artinya: “ Dan apabila kamu beprgian di muka bumi, maka tidak mengapa kamu menqasar salatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir, sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu.” Q.S.(An Nisa[4]: 101)

Catatan: shalat sempurna (tamam) lebih afdhal dari sholat qhasar terkecuali kalau jarak perjalanan itu mencapai tiga marhalah atau lebih ( memenuhi jarak di perbolehkan qhasar) maka saat itu lebih afdhal qhasar sari sholat sempurna, demikian juga lebih afdhal sholat sempurna bagi siapa yang tidak senang mengqhasar namu bukan karena tidak senang kepada sunnah Nabi, (jika alasan tidak senang dengan sunnah Nabi maka akan menjadi kufur) hanya memilih yang asal saja yaitu sholat sempurna.

Syarat Sah Salat Qasar

Syarat-syarat salat qasar sama dengan syarat salat jamak hanya ditambah persyaratan bahwa salat yang dapat diqasar adalah salat yang jumlah rakaatnya empat, tidak bermakmum pada orang yang salat tamam/sempurna (biasa, tidak qasar)

Praktik Salat Qasar

Kita Ambil contoh salat qasar duhur.

Tata caranya sebagai berikut:

Berniat salat dengan cara qasar. Jika dilafalkan sebagai berikut:

اُصَلّى فَرْضَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا للهِ تَعَالى

Artinya: “ saya berniat salat duhur dua rakaat diqasar karena Alla Ta’ala”

Takbiratul ihrom.
Salat dua rakaat
Salam.







C. Salat Jamak Qasar

Pengertian Salat Jamak Qasar.

Musafir yang memenuhi syarat-syarat (syarata shalat jama’ dan syarat shalat qashar) yang telah disebutkan di atas, boleh mengerjakan shalat jama’ dan qashar sekaligus, yaitu mengumpulkan shalat dan memendekkannya. Mengerjakan jama’ qashar tidaklah berbeda seperti halnya mengerjakan jama’, kecuali berbeda raka’atnya saja, yaitu dhuhur ashar dan isya’ pada shalat qashar dikerjakan dua raka’at.

Salat jamak qasar adalah menggabungkan dua salat fardu dalam satu waktu sekaligus meringkas (qasar).

Hukum dan syaratnya sama dengan salat jamak dan salat qasar. Salat jamak qasar dapat dilaksanakan secara takdim maupun ta’khir.

Dari Ibn Abbas r.a. berkata ia : Aku akan beritahukan kepadamu tentang shalat Rasulullah s.a.w. yaitu : “Jika matahari telah condong, sedang beliau masih di rumahnya, beliau menjama, shalat Ashar dengan jama’ taqdim pada waktu zhuhur, dan dijama’kannya keduanya ketika matahari telah condong (HR Baihaqi)

Umat Islam dapat melakukan salat fardu secara jamak, qasar maupun jamak qasar asalkan memenuhi syarat sahnya. Hal ini merupakan rukhsah (keringanan )yang diberikan Allah agar manusia tidak meninggalkan salat fardu walau dalam keadaan apapun. Allah tidak menghendaki kesukaran pada hambaNya.

Syarat syarat sholat qhasar yang harus di penuhi oleh orang yang akan melakukannya.

1. Tahu tempat yang akan di tuju
2. Tahu akan kebolehan qhasar sholat
3. Tidak berjama’ah dengan orang yang melakukan sholat sempurna ( tamam )

Referensi (المجموع الجزء 4 صفحه 238

4. Berniat qhasar di dalam takbiratul ikhram dengan penuh keyakinan
5. Tetap dalam perjalanan ( tidak di tempat mustawtin )

Seorang musafir dianggap putus dari bepergian apabila :

Sampai di tempat semula dimana ia beragkat, jika tempat semula bukan tempat tingggalnya, disyaratkan ada niat muqim selama 4 hari atau niat muqim secara mutlaq.
Melakukan perjalanan pulang jika kurang dari jara di perbolehkannya qhasar (مسا قة القصر)
Dengan hanya mempunyai niat pulang
Bermiat Muqim di tempat tujuan
Dengan sempurnanya batas maksimal ber-muqim 4 hari.

Praktik Salat Jamak Qasar

Salat Jamak Qasar menggunakan Jamak Takdim: misalnya salat duhur dengan asar. Tata caranya sebagai berikut:

Berniat menjamak qasar salat duhur dengan jamak takdim. Jika dilafalkan sebagai berikut:

اُصَلّى فَرْضَ الظُهْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ العَصْرُ جَمْعَ تَقْدِيْمًا للهِ تَعَالَى

“ Saya berniat salat duhur dua rakaat digabungkan dengan salat asar dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”

Takbiratul ihram.
Salat duhur dua rakaat (diringkas)
Salam.
Berdiri dan niat salat asar, jika dilafalkan sebagai berikut:

اُصَلّى فَرْضَ العَصْرِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلِى الظُهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمًا للهِ تَعَالَى

“ Saya berniat salat asar dua rakaat digabungkan dengan salat duhur dengan jamak takdim, diqasar karena Allah Ta’ala”

Takbiratul ihram.
Salat asar dua rakaat (diringkas)
Salam

Salat Jamak Qasar menggunakan Jamak Ta’khir: misalnya salat magrib dengan ‘isya. Tata caranya sebagai berikut:

Berniat menjamak qasar salat magrib denganjamak ta’khir. Jika dilafalkan sebagai berikut:

اُصَلّى فَرْضَ المغرب ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا اِلَى العِشَاءِ جَمْعَ تَاْخِيْرًا للهِ تَعَالَى

“ Saya berniat salat magrib tiga rakaat digabungkan dengan salat isya’ dengan jamak ta’khir karena Allah Ta’ala.”

Takbiratul ihram.
Salat magrib tiga rakaat seperti biasa.
Salam.
Berdiri dan niat salat isya’. Jika dilafalkan sebagai berikut:

اُصَلّى فَرْضَ العِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا مَجْمُوْعًا اِلَيْهِ المَغْرِبُ جَمْعَ تَاْخِيْرًا للهِ تَعَالَى

“ Saya berniat salat isya’ dua rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan jamak ta’khir, diqasar karena Allah Ta’ala.”

Takbiratul Ihram.
Salat isya’ dua rakaat (diringkas)
Salam

Bahasan bahasan yang berkaitan dengan sholat di dalam perjalanan.

SHOLAT JAMA' KETIKA WUKUF DI AROFAH

Ulama mujtahid Mutlaq dalam 4 Madzhab sama sama memperboleh kan menjama' sholat dhuhur dgn asar maqhrib dgn isya' pada waktu di Arafah .sebagaimana yang di jelaskan dalam kitab madzahibul arba'ah.

الشافعية قالوا : يجوز الجمع بين الصلاتين المذكورتين جمع تقديم او تأخير للمسافر مسافة القصر المتقدمة بشرط السفر ، ويجوز جمعها جمع تقديم فقط بسبب نزول المطر . ويشترط في جمع التقديم ستة شروط . الاول -->> السادس : ظن صحة الصلاة الاولى . فلوكانت الصلاة الاولى جمعة في مكان تعددت فيه لغير حاجة وشك في السبق والمعية لا يصح جمع العصر معها جمع تقديم .هذا ، والاولى ترك الجمع لانه مختلف في جوازه في المذاهب ، لكن يسن الجمع اذا كان الحاج مسافر وكان بعرفة اومزدلفة ، فالأفضل للأول جمع العصر مع الظهر تقديما ، وللثانى جمع المغرب مع العشاء تأخيرا لاتفاق المذاهب على جواز الجمع فيهما .

( الفقه على المذاهب الاربعة الجزأ الاول -ص ٣٧٥-٣٧٨ )

adapun menjamak sholat itu hukum Nya jawaz ( boleh ) adapun sebab2 Dan syarat2 Nya terdapat penafsilan di kalangan 4. Madzhab maka lihat lagi garis di bawah ini dalam hal ini hanya akan di tampilkan adalah pendapat di dalam madzhab syafi’i.

Madzahb syafi'eyah ber pendapat : boleh jamak antara 2 sholat yg telah di sebutkan dgn jamak taqdim / jamak ta'khir bagi orang yg perjalanan boleh Nya mengkosor sholat (2 marhalah ) sebagai mana yg telah Lewat dgn syarat2 Nya syafar . Boleh menjamak sholat dgn jamak taqdim Saja dgn sebab turun Nya hujan . Dan di syarat kan di Dlm jamak taqdim dgn 6. Syarat 1-->>6 Yaqin sah Nya sholat yg pertama . Apa bila sholat yg pertama berupa sholat jum'at di tempat yg banyak bukan Krn hajat Dan dia ragu pada yg pertama Dan niat jamak Nya maka gak sah menjamak asar dgn Nya ( sholat jum'at ) dgn Jamak taqdim hal ini .Yg utama tidk menjamak Nya Krn masih terdapat khilaf di kalangan madzhab atas ke bolehan Nya ( jum'at di jamak dgn asar ) Akan tetapi sunnah di jamak di jika dia bepergian haji Dan dia di Arofah atau di muzdalifah . Dan yg lebih utama.Untuk sholat yg pertama menjamak asar dgn dhuhur dgn jamak taqdim .Dan ke 2. Menjamak maghrib dgn isya' dgn jamak ta'khir Krn Ada ke sepakan madzhab atas ke bolehan Nya jamak di arofah Dan di muzdalifah .[1]

BOLEHKAN SHALAT JUM'AT DIJAMA' DENGAN ASHAR

وَيَجُوزُ لِلْمُسَافِرِ ) سَفَرَ قَصْرٍ ( أَنْ يَجْمَعَ بَيْنَ ) صَلَاتَيْ

( الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ فِي وَقْتِ أَيِّهِمَا شَاءَ ) تَقْدِيمًا وَتَأْخِيرًا ( وَ ) أَنْ يَجْمَعَ

[2] ( بَيْنَ ) صَلَاتَيْ ( الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ فِي وَقْتِ أَيِّهِمَا شَاءَ ) تَقْدِيمًا وَتَأْخِيرًا .

وَالْجُمُعَةُ كَالظُّهْرِ فِي جَمْعِ التَّقْدِيمِ ، وَالْأَفْضَلُ لِسَائِرِ وَقْتِ أُولَى تَأْخِيرٌ وَلِغَيْرِهِ تَقْدِيمٌ لِلِاتِّبَاعِ .

الشَّرْحُ

قَوْلُهُ : ( وَالْجُمُعَةُ كَالظُّهْرِ فِي جَمْعِ التَّقْدِيمِ ) أَيْ كَأَنْ دَخَلَ الْمُسَافِرُ قَرْيَةً بِطَرِيقِهِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَالْأَفْضَلُ فِي حَقِّهِ الظُّهْرُ ، لَكِنْ لَوْ صَلَّى الْجُمُعَةَ مَعَهُمْ فَيَجُوزُ لَهُ فِي هَذِهِ الْحَالَةِ أَنْ يَجْمَعَ الْعَصْرَ مَعَهَا تَقْدِيمًا ا ط ف .

وَقَوْلُهُ : فِي جَمْعِ التَّقْدِيمِ أَيْ وَيَمْتَنِعُ جَمْعُهَا تَأْخِيرًا لِأَنَّهَا لَا يَتَأَتَّى تَأْخِيرُهَا عَنْ وَقْتِهَا كَمَا فِي شَرْحِ م ر[3]

untuk musafir diperbolehkan menjama' sholat zhuhur dengan ashar di waktu yang mana saja (mau jama' taqdim pada zhuhur atw jama' ta-khir pada waktu ashar)

termasuk boleh menjama' sholat jum'at dengan ashar, hanya saja ketentuannya harus dilakukan dengan jama taqdim, tidak bisa dengan jama ta-khir, sebab solat jumat tidak bisa dikerjakan di luar waktu zhuhur.

BOLEHKAH ORANG YANG SELALU BEPERGIAN MELAKUKAN JAMA`-QOSOR SHOLAT?

Orang yang selalu musafir (sejauh masaafatil qashri) :

~ Dalam hal rukhshah qashar shalat hukumnya lebih utama itmaam (tidak mengqoshor)

وخرج بقولنا ولم يختلف فى جواز قصره .من اختلف فى جواز قصره كملاح يسافر فى البحر ومعه عياله فى سفينة ومن يديم السفر مطلقا كالساعى فإن الاتمام افضل له خروجا من خلاف من اوجبه كالإمام احمد رضي الله عنه

“Dikecualikan dari penuturan kami (mushannif) dan tidak terjadi perbedaan ulama tentang kebolehan mengqoshor sholat bagi seorang musafir adalah orang yang di perselisihkan ulama tentang kebolehan mengqoshor sholatnya seperti seorang pelaut yang selalu berlayar bersama keluarganya dalam kapal atau orang yang selalu bepergian seperti seorang pengusaha maka menyempurnakan sholat (tidak mengqoshor) baginya lebih utama agar terhindar dari perbedaan pendapat ulama yang mewajibkan menyempurnakan sholat baginya seperti pendapat Imam Ahmad” [4]

APAKAH ORANG YANG REKREASI BOLEHKAH JAMAK-QOSOR SHOLAT?

Menurut Kalangan SYAFI’IYAH : Tergolong perjalanan yang dimubahkan (diperbolehkan) sehingga bisa mendapatkan keringanan Jama’ dan Qashar sholat.

وعدم المعصية سواء أكان السفر طاعة أم مكروها أم مباحا ولو سفر نزهة

“Dan bepergiannya tidak untuk maksiat, baik bepergian untuk hal ketaatan, hal makruh atau hal mubah meskipun bepergian untuk tujuan tamasya” [5]

==

وما يذكر معها للقصر شروط ثمانية أحدها سفر طويل وإن قطعه في لحظة في بر أو بحر إن سافر لغرض صحيح ولم يعدل عن قصير إليه أي الطويل أو عدل عنه إليه لغرض غير القصر كسهولة وأمن وعيادة وتنزه

قوله وتنزه هو إزالة الكدرات البشرية وقال شيخنا ح ف هو رؤية ما تنبسط به النفس لإزالة هموم الدنيا ا ه[6]

BAGAIMANA ORANG YANG MELAKUKAN SHOLAT QOSHOR (JAMAK) BAGI YANG BATAL BEPERGIAN

Sholat Qashar (atau jamak) yang telah ia jalani setelah ia keluar dari batas desanya sebelum ia mengurungkan bepergian tidak wajib ia qadhai.

( ومن قصد سفرا طويلا فسار ثم نوى ) وهو مستقل ماكث ( رجوعا ) عن مقصده إلى وطنه أو غيره للإقامة ( انقطع ) سفره سواء أرجع أم لا لأن النية التي استفاد بها الترخص قد انقطعت وانتهى سفره فلا يقصر ما دام في ذلك المنزل كما جزموا به لكن مفهوم كلام الحاوي الصغير ومن تبعه أنه يقصر وهو خلاف المنقول ولا يقضي ما قصره أو جمعه قبل هذه النية وإن قصرت المسافة قبلها

“Barangsiapa mermaksud bepergian jauh (kemudian ditengah jalan) ia mengurungkan maksudnya dengan kembali pada daerah tempat tinggalnya atau daerah lain dengan tujuan iqamah (menempat disana) maka terputuslah sejak saat itu bepergiannya baik ia pulang ke rumahnya atau tidak karena niat yang memperkenankannya kemurahan (bagi musafir) telah terputus dan terputus pulalah bepergiannya sehingga tidak lagi diperkenankan baginya menjalani qashar shalat selama selama ia berada ditempat tinggalnya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh ulama fiqh tetapi menilik yang dapat diambil kefahaman dari pernyataan dalam kitab al-Haawy as-Shoghiir baginya msih boleh mengqashar dan ini jelas menyalahi apa yang telah ternukil, dan tidak perlu baginya mengqadhai shalat yang telah ia qashar ataup jamak sebelum ia mengurungkan niat bepergiannya meskipun bepergian yang ia lakoni masih dalam jarak tempuh yang teramat pendek (asalkan sudah keluar dari batas desa)”.[7]

Sholat dhuhur dan ashar di jamak taqdhim, bolehkah mengerjakan sholat sunnat ba'dhiyah?

TIDAK BOLEH, harus berturut-turut dan tidak boleh diselingi, karena sholat jama' tidak boleh di selingi sesuatu yang panjang ( lama)

referensi

وضبطوه بأن لا يفصل بينهما بما يسع ركعتين بأخف ممكن، فإن فصل بينهما بما يسع ذلك ضر ووجب تأخير الثانية إلى وقتها المعتاد، فتضر الصلاة بينهما، ولو راتبة.فإذا أراد أن يصلي رواتب الصلوات صلى القبلية ثم الفرضين، ثم بعدية الأولى ثم قبلية الثانية ثم بعديتها[8]

diantara syarat jama' taqdim adalah harus berturut turut diantara kedua solatnya, dan tidak boleh terselingi

sebenarnya boleh saja ada jeda, asal durasi jeda yng dimaksud di bawah ukuran dua roka'at solat yang ringan.

Fokus (فتضر الصلاة بينهما، ولو راتبة.)

antara solat pertama dan ke dua pada jama' taqdim tidak boleh diselingi walau dengan solat sunat rowatib.

فإذا أراد أن يصلي رواتب الصلوات صلى القبلية ثم الفرضين، ثم بعدية الأولى ثم قبلية الثانية ثم بعديتها

dan apabila hendak melaksanakan solat sunat rowatib (maghrib dn 'isya contohnya), maka:

laksanakan solat qobliyyah maghrib, lalu kedua solat fardlu, lalu ba'diyyah maghrib, lalu qobliyyah 'isya, lalu ba'diyyah 'isya.

wasiat luqmanul hakim kpd anaknya

1. Melarang berbuat syirik kepada Alloh

2. Memerintahkan berbuat baik kepada orang tua

3. Memerintahkan bersyukur kepada Alloh

4. Memerintahkan bersyukur kepada orang tua

5. Melarang menta’ati orang tua bila menyuruh ma’shiyat

6. Memerintahkan mentaati dan memperlakukan orang tua sebaik mungkin dalam hal duniawi, walaupun keduanya berbeda ideologi.

7. Memerintahkan untuk tetap waspada atas amal yang dilakukan dimanapun berada, sebab Alloh maha mengetahui dan akan menghisab setiap kebaikan dan keburukan kelak.

8. Memerintahkan untuk sholat

9. Memerintahkan untuk amar ma’ruf nahyi munkar dan bersabar atas resiko yang akan menimpa karenanya.

10. Melarang takabbur

11. Memerintahkan untuk tawadlu

Jika ada yang kurang di fahami Mohon ditanyakan kembali kepada tengku atau ustadz di sekitar kita, Jika ada kesalahan Mohon koreksi. Semoga bermanfaat. Wassalam



[1] ( fiqhih 4. Juz 1. Hal 375-378 )

[2] albujairomi alaa alkhotib 5/242

[3] albujairomi alaa alkhotib 5/247



[4] (Hasyiyah al-Bajuri I/201)

[5] Nihaayatul Muhtaaj VI/156

[6] Hasyiyah Jamal ‘Alaa alMinhaj I/596

[7] Mughni al-Muhtaaj I/268

[8] i'anah 2/118

Tidak ada komentar:

Posting Komentar